Kisah Arwah Penasaran yang Menguak Kasus Kematiannya
TuyulAlay - Seperti yang kita ketahui bahwa seseorang yang mati penasaran, arwahnya sering gentayangan. Dan kisah ini terjadi pada dua sejoli ini yang berinisial Mahdalena (21) dan kekasihnya Ismunandar (23) benar-benar mati penasaran. Arwahnya tak tenang sampai-sampai terus gentayangan. 2 tahun usaha melawan kodrat alam pun berbuah hasil. Satu dari 4 pembunuh sekaligus pemerkosa, akhirnya diciduk.
Seperti diberitakan Pos Metro Medan, sekedar mengingatkan bahwa peristiwa pembunuhan terhadap sejoli ini terjadi pada Sabtu, 28 Agustus 2010 silam. Mahdalena, yang dikenal sebagai kembang desa, bahkan diperkosa secara bergilir oleh keempat pelaku.
Kejadian itu terungkap, setelah jasad kedua korban ditemukan beberapa hari kemudian secara terpisah di areal perkebunan sawit yang tak jauh dari daerah aliran sungai di Dusun IV, Desa Denai Kuala, Kecamatan Pantai Labu.
Sejak kasus ini mencuat, polisi sangat kewalahan untuk mengungkap siapa pelakunya. Kondisi itu ternyata membuat arwah Mahdalena tak terima. Dia pun terus gentayangan mencari para pelaku.
Pihak keluarga mengungkapkan, kasus pembunuhan sadis terhadap sejoli asal Pantai Labu itu terungkap berkat upaya kedua orang tua Mahdalena. Yakni Pak Keling Tukang (57) dan istrinya Rodiah (50).
Pasutri ini mengaku kerab memberikan masukan kepada pihak kepolisian soal siapa pelaku yang membunuh putri dan calon menantunya itu. Bagaimana mereka tahu? Ternyata arwahnya yang penasaran terus datang ke dalam mimpi orangtuanya, dan memberi petunjuk-petunjuk soal siapa pelaku.
Dari keterangan Pak Keling dan istrinya yang mengaku terus ditemui Mahdalena dalam mimpi itu, segera dikembangkan oleh Tim Idik I Sat Reskrim Polres Deliserdang. Hasilnya, petugas pun bisa mengidentifikasi salah seorang pelaku pembantaian itu. Dialah Alberto Pardede.
Setelah identitas Alberto dikantongi, petugas pun berulang kali mencoba menyergap pelaku di rumahnya. Namun pria pengangguran itu selalu berhasil mengelabui polisi dengan bersembunyi di seputar tempat tinggalnya.
Begitulah yang terjadi berkali-kali. Hingga akhirnya, Mahdalena sendiri yang terpaksa turun tangan. Arwah korban pembunuhan dan pemerkosaan secara bergilir ini, terus menghantui Alberto. "Sejak peristiwa itu, aku tak pernah tenang bang. Setiap malam aku terus dihantui arwah korban. Sudah nggak kuat aku," ujar Alberto yang akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri.
Penyerahan dirinya itu berlangsung pada Kamis (7/6) malam, sekira pukul 20:00 Wib di atas Benteng Sungai Ular di Desa Denai Kuala, Kecamatan Pantai Labu. Lalu kemarin (26/6), petugas memaparkan perkara itu di depan Kapolres Deliserdang AKBP Wawan Munawar SiK.
Berdasarkan pemeriksaan Alberto, kasus pembunuhan sadis terhadap sejoli itu, diyakini polisi bermotif perampokan. Sobat tuyulalay.blogspot.com Namun tidak tertutup kemungkinan, kasus itu berlatar belakang dendam. Sebab ada dugaan, pembunuhan itu atas perintah seseorang yang merasa sakit hati dengan penolakan cinta Mahdalena.
Berdasarkan pengakuan Alberto kepada, peristiwa itu berawal dari rencana jahat Harispan Sibarani yang mengajak Alberto untuk melakukan aksi perampokan. Singkat cerita, rencana jahat itu disusun rapi. Lokasi perampokan pun telah ditetapkan dengan matang. Malam hari sebelum pembantaian, Harispan dan Alberto berjanji untuk bertemu di belakang gereja tak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu pukul 20:00 Wib, Alberto bersama Harispan melihat Ismunandar dan kekasihnya Mahdalena tengah melintas di jalanan desa itu. Sejoli itu berbelok masuk ke jalan memotong untuk mengantar rantang berisi kolak pisang ke rumah kakak perempuan Ismunandar di Dusun II, Desa Pematang Biara, Pantai Labu.
Satu jam kemudian, pasangan kekasih ini pulang dari jalan serupa. Keduanya bermaksud ke rumah Mahdalena di Dusun I, Desa Pantai labu. Saat itulah Harispan Sibarani, Alberto serta Sutris dan seorang rekan mereka yang lain menyerang sejoli itu pakai kayu.
Sadar dalam kondisi terancam, Ismunandar mencoba kabur dengan menggenjot Supra Fit BK 5165 MN yang dikendarainya. Tapi naas, pria malang ini kembali dihantam dari depan hingga mereka terjungkal dari kereta.
Kesempatan itu langsung digunakan para pelaku untuk menghabisi Ismunandar hingga tewas di tempat. Sedangkan Mahdalena yang pingsan sempat siuman dan berupaya melarikan diri ke arah jembatan.
Namun Mahdalena kembali tak sadarkan diri setelah kepalanya dipukul Harispan Sibarani pakai balok. Usai itu, keempat pelaku kembali secara bersama-sama membantai gadis malang itu hingga tewas berlumuran darah.
Begitu sejoli itu tewas, Harispan Sibarani pun mulai mengambil harta benda milik Ismunandar dan kekasihnya itu berupa, dompet berisi ratusan ribu serta HP milik Mahdalena. Sadisnya, usai itu Harispan lantas membuka seluruh pakaian yang dikenakan Mahdalena. Si pelaku pula yang kali pertama memperkosa Mahdalena yang sudah tak bernyawa itu.
Usai itu Alberto ikutan memperkosa gadis malang itu yang lantas kembali diperkosa oleh Sutris serta eorang lagi rekan mereka. Puas memperkosa jasad Mahdalena, keempat pelaku biadab ini pun seenaknya membuang jasad sejoli itu ke arus sungai.
Seperti pemberitaan koran ini sebelumnya, jasad Ismunandar ditemukan warga dua hari setelah pembantaian itu, Sabtu (28/8) sore, sekira pukul 15:00 Wib. Sedangkan jasad Mahdalena ditemukan 5 hari usai pembunuhan itu terjadi, Rabu (1/9) 2010 lalu di arus sungai di kawasan itu.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Deliserdang AKP Anggoro Wicaksono SH SiK dalam paparan kasus tersebut menyatakan, Alberto yang sudah diamankan kini dijerat pasal 340 dan pasal 365 ayat 4 Yo pasal 286 KUHPidana.
Soal Harispan Sibarani serta Sutris dan seorang pelaku lainnya, hingga kini masih terus diburu. Masih kata Anggoro, selain berhasil menciduk Alberto Pardede, pihaknya juga telah mengamankan sepeda motor Supra Fit BK 5163 MN milik Ismunandar yang sempat dijual kepada seeorang di Kecamatan Talun kenas.
0 Response to "Kisah Arwah Penasaran yang Menguak Kasus Kematiannya"
Post a Comment